Pulau Bali, yang merupakan kawasan wisata paling diminati wisatawan dalam negeri hingga wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Bali sendiri, merupakan daerah di Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Jadi, tidak heran jika banyak sekali pura yang ada di pulau ini. Memiliki ciri khas dan bentuk yang unik, tak jarang selain dijadikan tempat ibadah, beberapa pura dikunjungi sebagai tempat wisata. Salah satu yang cukup terkenal adalah Pura Lempuyang.


Pura Lempuyang Luhur merupakan objek wisata di Bali yang wajib dikunjungi. Selain karena bangunan pura yang sangat unik bagaikan gapura pintu gerbang yang megah. Dari sini, kalian dapat menyaksikan gunung Agung yang sangat megah dan gagah. Pada spot ini, wisatawan akan berfoto dengan background yang sangat mengagumkan. Foto yang dihasilkan biasanya terdapat pantulan yang sangat epik. Hal tersebut merupakan refleksi yang berupa tipuan kamera. Tapi, kalian tidak perlu khawatir dengan hasilnya. Super kece!


Lokasi Pura Lempuyang Bali
Alamat lengkap pura yang sangat terkenal ini tepatnya berada di Bunutan, Abang, Seraya Barat, Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali 80852. Dari pusat kota Denpasar, dapat ditempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam dengan kendaraan. Saat sampai di lokasi pun kalian harus berjuang ekstra karena harus menapaki anak tangga sebanyak 1.700 buah. Namun perjuangan tersebut akan terbayarkan saat kalian sampai pada puncaknya. Pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk akan menjadi “gaji” kalian yang sangat mahal.


Karena harus menapaki sebanyak 1.700 anak tangga di Pura Lempuyang Temple, sebaiknya kalian kesini saat kondisi yang sangat fit. Bisa di bayangkan kan, bagaimana lelahnya saat menaiki anak tangga ini?


Tiket masuk pada objek wisata pura ini adalah gratis. Tapi, kalian akan dikenakan biaya untuk parkir kendaraan saja. Yaitu sebesar Rp 5.000/ kendaraan.


Karena objek wisata ini merupakan sebuah pura yang menjadi tempat ibadah umat Hindu, kita sebagai wisatawan yang datang kesini harus mematuhi beberapa aturan. Misalnya saja seperti, tidak boleh berkata kasar. Kemudian untuk wisatawan perempuan yang sedang haid, menyusui, orang cuntaka, dan anak yang belum tanggal gigi susunya sebaiknya tidak memasuki area pura. Lalu tidak membawa makanan.
Tinggalkan Balasan