Sekilas Tentang Gunung Tumpeng
Selama pandemi ini, minat wisata para pelancong selamanya tinggi, terbukti berasal dari penemuan tempat-tempat baru yang kemudian viral di tempat sosial. Salah satunya yang masih belum banyak diketahui wisatawan adalah Gunung Tumpeng yang terdapat di kawasan Geopark Ciletuh, tepatnya di Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Tempat ini memang bukan gunung, melainkan kawasan perbukitan. Nama Gunung Tumpeng berasal karena wujud bukit ini yang kerucut sama seperti tumpeng. Belakangan, daerah ini tterkenal sebagai Bukit Koneng.
Sebab di sekitaran area hutan menuju lokasi wisata banyak ditemukan pohon kunyit, atau koneng di dalam bahasa Sunda. Ada juga yang menjelaskan karena rerumputan di bukit tersebut beralih jadi kuning keemasan sementara musim kemarau.
Karena bukan daerah wisata, layanan di sini tetap terbilang minim. Walau perlahan-lahan merasa dibenahi dengan adanya warung-warung sederhana. Camping ground pun terhitung ada seumpama dambakan bermalam di sini, kendati tempatnya tidak terlalu luas.
Akses Menuju Lokasi
Aksesnya sendiri serupa bersama rute ke arah Geopark Ciletuh. Kalau berasal dari Bogor, anda dapat menempuh perjalanan kira-kira 3,5 jam lewat Jalan Raya Cikidang-Pamuruyan hingga tiba di lokasi. Tak susah mendapatkan daerah ini. Dari Kantor Desa Girimukti, jaraknya hanya kurang lebih dua kilometer. Untuk memudahkan navigasi, kamu bisa manfaatkan Google Maps.
Mendekati Gunung Tumpeng, jalanannya bersifat tanah lihat berbatu, supaya pengemudi direkomendasikan untuk berhati-hati saat melintasinya. Lebih baik ulang kalau gunakan motor di dalam kendaraan prima, dan pastikan pengemudi mahir menerobos medan jalur berbatu. Namun misalnya kudu membawa mobil, gunakan kendaraan tipe off-road.
Tiket Masuk
Tiket masuknya Rp5.000 per orang, belum termasuk biaya parkir kendaraan Rp5.000. Dari tempat parkir, trek menuju puncak bukit telah terlihat. Untuk menggapai puncaknya, jaraknya tak terlalu jauh, bisa ditempuh di dalam sementara 15 menit.
Pastikan berhati-hati selagi melaluinya, karena jalurnya terbilang sempit, yakni cuma muat satu orang, bersama dengan jurang di kedua sisinya. Setibanya di puncak, kamu tak cuma bisa nikmati hamparan perbukitan hijau yang menawan, namun terhitung lautan luas di kejauhan.
Selama berkunjung, pastikan juga senantiasa menerapkan protokol kesehatan, juga selamanya mengenakan masker, menjauhi kerumunan, dan melindungi kebersihan tangan. Hindari pula menghilangkan sampah sembarangan. Sayang bukan, jika tempat secantik ini perlu rusak karena sampah?
Tinggalkan Balasan