Tumurun Private Museum – Solo, salah satu daerah di Jawa Tengah yang terkenal akan destinasi wisata budaya dan sejarahnya. Banyak sekali objek wisata yang memiliki nilai – nilai budaya dan sejarah, misalnya saja Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, Museum Batik Danar Hadi dan Benteng Vastenburg. Dan kini terdapat objek wisata baru yang berada di Solo yang masih berbasis museum, Tumurun Private Museum namanya.
Tumurun Private Museum sebenarnya merupakan sebuah museum pribadi milik anak dari pendiri perusahaan textil terbesar Asia, PT. Sritex. Tujuan dibangunnya museum ini adalah menjadi penghargaan untuk seniman Indonesia agar karyanya bisa diapresiasi oleh publik dan masyarakat luas. Nama Tumurun berarti dari kata turun temurun yang berarti diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Meskipun museum ini milik pribadi, namun museum ini terbuka untuk umum.
Siapapun bisa mengunjungi museum ini, namun wisatawan harus membuat reservasi terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan sistem yang digunakan disini adalah penjadwalan. Lokasi Temurun Private Museum ini berada di Jl. Kebangkitan Nasional No.2/4, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Dan museum ini hanya menerima 10 reservasi setiap harinya. Dan kabar baiknya, meskipun kalian harus reservasi terlebih dahulu, tidak ada tarif untuk memasuki destinasi wisata ini alias gratis.
Sebelum masuk ke museum, kalian akan diberi pengarahan oleh pemandu. Museum yang bersifat pribadi ini hanya bisa dimasuki oleh sidak jari pemilik dan manager saja pada setiap ruangannya. Kalian akan dipandu mengelilingi museum selama satu jam untuk menikmati keindahan seni yang ada didalam museum. Selain itu, bangunan museum yang berwarna putih dengan bgm musik yang baik, akan menambah pengalaman kalian ketika berkunjung kesini.
Pada museum ini teradat kurang lebih 100 karya seni yang berada di lantai dasar. Karya yang berada di lantai dasar ini beberapa milik Eko Nugroho, Eddy Susanto, Heri Dono, Eddie Hara dan Entang Wiharso. Tak hanya lukisan saja yang dipajang di Tumurun Private Museum ini. Misalnya saja karya instalasi milik Handiwirman Saputra dan Mujahidin Nurrahman. Selain itu mobil lawas merk Dodge dan Mercedes Benz milik HM Lukminto juga dipajang di museum ini.
Tinggalkan Balasan