Sekilas Tentang Pulau Kalimuak
Kalimuak yang selama ini menonjol sederhana ternyata menyimpan demikian itu banyak cerita di dalamnya. Jarak Pulau Kalimuak memang benar-benar dekat dari objek tamasya Pantai Tanjung Pendam. Tetapi, tidak banyak orang pernah ke sana, apalagi menengok seketika seisi pulau ini.
Perahu berukuran 8ร1 meter akan membawa anda merapat di dermaga Pulau Kalimuak. Sebuah gapura bergaya Tiongkok setinggi kurang lebih enam meter bisa anda lihat berdiri tegak bak penyambut tetamu.
Setelah lewat gapura, terdapat dua unit gazibu beton komplit dengan meja dan tempat duduk permanen untuk bersantai para pengunjung. Nuansa Tiongkok terasa begitu kental dengan adanya sebuah pendopo di tepi laut yang lengkap dengan altar untuk sebagian warga Tiong Hoa berdoa dan menggelar ritual.
Secara geografis, Pulau Kalimuak adalah sebuah bukit setinggi kurang lebih 35 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapai puncak, terdapat 99 buah anak tangga di belakang gazibu. Tangga itu terbuat dari coran semen dengan kemiringan kurang lebih 55 derajat.
Menaiki tangga ini lumayan bikin capek dan membikin kaki serta pinggang terasa pegal. Melainkan rasa capek itu seolah hilang saat mendapati sebuah pendopo di ujung si kecil tangga. Nuansa klenik mulai terasa di kala menyaksikan untaian kelambu yang menyelubungi pendopo tersebut.
Sejarah Singkat Pulau Kalimuak
Sementara di sebelahnya, terdapat sebuah bangunan seukuran mushola berwarna hijau sebagai daerah untuk berdoa dan mengadakan ritual. Di tengah-tengah pendopo hal yang demikian terdapat sebuah beton berbentuk tabung setinggi sekitar 70 sentimeter dan diameter 60 sentimeter. Beton yang terbalut kain putih dan merah tersebut pada masa kolonial Belanda berfungsi sebagai kaki meja bundar.
Konon infonya meja itu terbuat dari batu giok. Sayang meja hal yang demikian raib dan sampai sekarang tak pernah ada beritanya. Lalu entah semenjak kapan kaki meja yang tersisa hasilnya menjadi benda yang dikeramatkan oleh beberapa warga Tiong Hoa asal Belitong. Nuansa keramat makin kuat dengan eksistensi daerah dupa.
Dipercaya Keramat
Selain itu terdapat juga sejumlah barang yang sengaja digantung pada ranting-ranting pohon. Barang-barang itu sebagian besar berupa botol air mineral, di samping juga terdapat korek gas, bekas minuman kaleng, dan piring plastik. Menurut masyarakat sekitar, selain menjadi keramat, beton tersebut juga memiliki mitos tersendiri. Konon barang siapa berhasil memeluk keramat, maka permohonannya bakal terkabul.
Beberapa orang yang punya tujuan tertentu mendatangi tempat keramat itu dengan membawa sesajian berupa ayam atau kambing. Budaya berburu sesajian itu pun masih berlaku hingga generasi masa kini. Setidaknya itu nyata dengan masih adanya sejumlah perangkap tradisional di sekitar keramat tersebut.
Ikonik Pulau Kalimuak
Masih di deretan yang sama, sebuah pemandangan berbeda akan mengundang decak kagum anda. Di sana terdapat sebuah tugu kuno dari era kolonial Belanda. Tugu setinggi kurang lebih 12 meter hal yang demikian mempunyai empat bidang datar dengan lebar pangkal sepanjang tiga meter dan pondasi berukuran 4ร4 meter. Keberadaan tugu tersebut pernah tergambar dalam sebuah foto Kalimuak yang diambil pada kurun waktu 1910-1930. Melainkan kebenaran foto itu sempat disanksikan lantaran banyak orang hanya mengetahui Kalimuak dari kejauhan.
Sebaris dari tugu tersebut, terdapat sebuah benda buatan berbentuk kubus di mana pada bagian atasnya juga mengerucut menyerupai piramid. Benda berukuran lebar 2 meter dan tinggi 1,3 meter itu terbuat dari batu karang dan tertutup dengan semen. Kondisinya terlihat tidak terawat dengan lilitan tumbuhan rambat dan sebagian besar plester semennya pun sudah mengelupas.
Tinggalkan Balasan