Mata Air Cipantan

Mata Air Cipantan, Mata Air Peninggalan Belanda di Majalengka yang Penuh dengan Sejarah dan Mitos – Ini Info Sejarahnya!

Bagikan ke Teman Liburan

Mata Air Cipantan Majalengka memang terkenal bernilai sejarah dan mitos. Masyarakat Belum banyak yang mengerti kalau di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tersedia sumber mata air yang berdiri pada zaman penjajahan Belanda. Dan hingga kini tetap berguna bersama dengan baik.

Mata Air Cipantan
Photo by @ngetripmajalengka

Lokasi Sumber Mata Air Cipantan

Sumber air tersebut terkenal dengan nama mata air Cipantan yang berada di Dusun Cigowong, Desa Ganeas, Kec. Talaga, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Mata Air Cipantan
Photo by onetransport.majalengka

Meski bangunannya tua dan belum pernah mengalami perbaikan, tetapi sumber mata air selanjutnya tetap bermanfaat dengan baik sampai sekarang. Termasuk untuk kebutuhan irigasi sawah dan keperluan warga di daerah tersebut.

Mata Air Cipantan
Photo by @ari.budiyanto

Mata air yang tersedia di dalam bangunan tersebut menyerupai kolam yang mengeluarkan air sangat jernih, lebih-lebih saking jernihnya berasal dari kejauhan warna air kelihatan kehitam-hitaman.

Mata Air Cipantan
Photo by @viaputrisilviani_

Kedalaman genangan air cuma kurang lebih satu mtr. bersama dengan luas kolam hanya kira-kira 3×4 meter. Tapi sensasi kesejukannya udah sanggup anda rasakan. Selain mengairi sawah, sumber ini juga berfungsi untuk keperluan masyarakat.

Sejarah Tempat Wisata

Mata Air Cipantan
Photo by @antonwiraatmadja

Mata air ini jadi kolam pemandian yang ramai kunjungan oleh wisatawan gara-gara berharga sejarah, termasuk magis. Menurut cerita warga setempat, mata air ini merupakan air tembusan dan dari Situ Sangiang.

Photo by @ngetripmajalengka

Mitos yang berkembang di masyarakat, dahulu ada orang yang tenggelam di Situ Sangiang dan ditemukan di mata air Pantan, Cigowong. Keterangan lain mengatakan mata air itu terlihat akibat dari aktivitas penambangan pasir di zaman dahulu.

Photo by @antonwiraatmadja

Namun menurut pemerhati peristiwa Grup Majalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana atau biasa orang-orang memanggilnya Kang Naro, saluran air Cipantan berdiri lebih kurang tahun 1930-an. Atau terhadap era R.M.A Suriatanudibrata (1922-1944) yang merupakan Bupati Majalengka terhadap sementara itu.

Photo by @masway___

Bukan cuma itu, di Cipantan terhitung terdapat terowongan air bawah tanah yang panjangnya capai 150 mtr. dan dibangun sebab longsornya bukit kurang lebih mata air Cipantan. Untuk datang ke mata air Cipantan, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam berasal dari pusat kota Majalengka.

Photo by @viaputrisilviani_

Dari pusat kota dapat mengfungsikan jalur Majalengka-Kuningan. Setelah berada di Alun-Alun Talaga belok kiri kurang lebih 10 kilometer, baiknya anda menanyakan kepada masyarakat kira-kira sebab akses jalan yang rumit dan minim wejangan jalan.

Bagikan ke Teman Liburan

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *