Ngopi di Ketinggian Makatete Hills Cafe Manado Bisa Jadi Pilihan Liburan Singkat di Pekan Ini – Ajak Orang Terkasih Buat Kesini!
Makatete Hills – Sejatinya rekreasi sudah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa kita abaikan. Karenanya, meski di dalam keadaan pandemi bersama dengan segala keterbatasannya, destinasi wisata dimanapun bakal selalu menjadi pilihan kegunaan menghilangkan kepenatan kebiasaan harian. Terlebih lagi pada masa-masa liburan anak sekolah.
Bagi mereka yang mendatangi Sulawesi Utara, tersedia banyak destinasi menarik yang sanggup dikunjungi merasa berasal dari wisata pantai hingga puncak bukit bersama beragam panorama alamnya.



Salah satu destinasi wisata yang kondang saat ini dan tetap mengalami perkembangan adalah Makatete Hills yang terletak di Desa Warembungan, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa. Ada banyak destinasi wisata puncak bukit di Sulawesi Utara, namun Makatete Hills mengimbuhkan kesan tidak serupa bagi tiap tiap pengunjungnya.
Untuk capai tempat ini, pengunjung sanggup menggunakan kendaraan teristimewa roda dua maupun roda empat. Akses jalur yang telah lebih baik dari pada mulanya menjadikan Makatete Hills yang berjarak sekitar 14 km berasal dari Kota Manado ini bisa anda tempuh bersama dengan selagi tidak cukup lebih 30 menit saja lewat rute mendaki dan lewat perkampungan penduduk.
Ketika sudah dekat dengan lokasi, akan terasa udara sejuk dan situasi khas perkebunan bersama dengan pohon-pohon yang rimbun. Makin ke puncak, anda akan melihat panorama yang indah hingga memasuki lokasi.
Tiket Masuk Wisata Makatete Hills
Sesampainya di pintu gerbang, pengunjung wajib membayar ongkos masuk Rp. 10.000,-/orang. Tak mesti cemas karena tidak ada ongkos parkir yang berlaku bagi setiap kendaraan yang masuk.
Selain menikmati panorama Kota Manado dari puncak bukit bersama ketinggian 200 meter berasal dari atas permukaan laut, pengunjung terhitung dapat berfoto di bermacam spot yang menarik.
Dari puncak bukit Makatete, tampak paham keindahan pulau Bunaken, pulau Manado Tua, juga pulau Siladen dan Gunung Klabat. Terlebih ulang kalau cuaca cerah dan tak berawan. Cantiknya Kota Manado di selama Teluk Manado itu tampak lebih menakjubkan. Karenanya, bersama pesona tersebut, pengunjung semakin ramai apalagi di akhir pekan.
Untuk pengunjung yang dambakan memacu adrenalin, dapat coba bermacam wahana yang di sediakan pengelola seperti sepeda gantung, ayunan raksasa, sky tree, dan termasuk flying fox. Setiap wahana di banderol sebesar Rp. 20.000,-/orang.
Guna keamanan dan kenyamanan bersama, safety belt termasuk di pakai cocok aturannya dan selalu di bawah pengawasan para petugas bagi pengunjung yang nikmati tiap-tiap wahana. Jika tidak mempunyai keberanian, pengunjung sebaiknya nikmati panorama dari lantai dua restoran Makatete Hills.
Pemandangan dan Hawa Sejuk Sekitar Cafe
Di sore hari, angin yang berhembus sepoy bakal menambah kesan pengunjung di lokasi. Apalagi menunggu hingga terbenamnya matahari atau sunset. Keagungan dan kebesaran Tuhan akan makin di sadari pas berada di sini.
Begitu menyaksikan keindahannya, pengunjung akan berdecak takjub dan takjub dapat ciptaan Yang Maha Kuasa. Karenanya dari atas restoran ini termasuk biasa berguna sebagai tempat ibadah oleh lebih dari satu komunitas yang datang. Namun, belum tersedia fasilitas mushalla bagi umat Islam yang akan menunaikan shalat.
Ada beraneka menu makanan dan minuman tersedia di lantai satu restoran ini. Sambil menikmati pemandangan, pengunjung mampu pula menyeruput kopi atau teh panas dengan berteman kudapan ringan pisang sepatu goreng tepung atau pisang goroho stik. Namun bagi mereka yang inginkan mencoba menu khas restoran ini, silakan menikmati mie cakalang teristimewa yang yummy. Soal harga so pasti tidak mahal meriah dan terjangkau di kantong.
Menara Salib yang Jadi Daya Tarik
Satu hal yang tak kalah menariknya dari puncak bukit Makatete adalah keberadaan menara salib yang di sebut-sebut sebagai tertinggi di Asia apalagi di dunia. Tidaklah berlebihan karena menara yang berwarna putih bersama tinggi 40 meter dan lebar 10 mtr. itu mampu kelihatan dari beragam area di Kota Manado, terutama dari arah Teluk Manado.
Informasi lain menyebutkan Menara Salib yang terdapat di daerah seluas 2 hektar itu ditunaikan oleh para pekerja muslim dari Jawa dan Gorontalo dengan anggaran sampai raih Rp. 850 juta. Jangan heran jika menara ini disebut pula sebagai simbol kerukunan dan jadi keliru satu ikon di Sulawesi Utara.
Secara historis, mulanya area ini adalah sebuah perkebunan cengkeh yang ludes terbakar pas musim kemarau panjang tahun 2014 lalu. Setelah sekitar empat tahun terbengkalai, Fandi Pelealu sang pemilik lahan kemudian membangun secara bertahap wilayah ini. Keputusannya yang terlalu brilian ini termotivasi usai menyaksikan bermacam destinasi wisata di Bandung.
Dia pun mengalihfungsikan lahan perkebunannya jadi destinasi wisata hingga sekarang. Terbukti, wisatawan yang mampir setiap harinya silih berubah menggapai ratusan apalagi ribuan orang. Bukan cuma wisatawan domestik, namun wisatawan mancanegara terhitung sampai ke wilayah ini.