Ekowisata Sungai Mudal – Musim terasa berpindah dan selagi matahari yang terik mendekat, matahari yang terik basah kuyup oleh hujan selama hari. Daun-daun pepohonan hijau subur mulai menguning dan mengering, berguguran satu demi satu, meninggalkan ranting-rantingnya. Mata air menjadi mengurangi emisi.

Ekowisata Sungai Mudal menjadi pilihan favorit para wisatawan yang puas menghabiskan liburannya di dataran tinggi dan memberikan kondisi yang sejuk. Apalagi, tiket masuknya relatif murah, cuma Rp 15.000 per orang. Taman Sungai Mudal menjadi salah satu kekuatan tarik Desa Jatimulyo di Kecamatan Kulon Progo Girimulyo.
Tiga Kolam Cantik di Sekitar Sungai

Di Sungai Mudal pengunjung bisa mendapatkan tiga buah kolam, air di kolam berikut selalu mengalir. Hal ini gara-gara banyaknya danau alam yang indah di Desa Jatimuriu yang tak tidak cukup dari 11 danau alam yang dikelola warga kira-kira jadi tempat wisata. Bahkan tebing yang umumnya mengalir air terjun musiman jadi tidak benar satu perburuan para wisatawan. Namun musim kemarau tampaknya tidak pengaruhi kerapatan vegetasinya.

Pepohonan di sebelah barat Jogja tetap asri dengan warna hijau zamrud. Seperti yang nampak di dalam wisata Taman Sungai Mudal. Mudal adalah pemandian air panas yang berasal berasal dari kedalaman gua di kawasan Girimulyo Gulon Progo. Disebut Mudal sebab sumber airnya pancarkan air selama tahun.

Sehingga dapat memenuhi kebutuhan warga sekitar akan air bersih melalui pipa. Air yang jernih juga meluap membentuk sungai, melewati air terjun bersama nama yang mirip, kemudian lanjut ke air terjun bawah Kembang Soka dan air terjun Kedung Pedut.
Asal Usul Ekowisata Sungai Mudal
Berawal dari pengabdian penduduk dan membersihkan daerah aliran sungai yang lebat dan lebat bersama semak-semak. Hingga sementara ini sebelum akan dikelola oleh penduduk setempat dan membawa dampak orang tertarik untuk berkunjung. Ini hanya ada saat musim hujan dan saat air terjun sedang deras.

Sesampainya di Ekowisata Sungai Mudal, kolam renang alami bersama dengan air yang jernih dapat digunakan untuk berendam, berenang atau menyita air, yang dibikin dengan langkah membendung sungai. Orang-orang sudah menyaksikan berbagai model bunga, khususnya anggrek, jadi tumbuh di kedua tepian kolam alami.

Uniknya siapapun sanggup menyumbangkan bibit atau bunga untuk mempercantik taman sungai lewat program “Pohon Harapan”, program penanaman yang berlangsung di Ekowisata Sungai Mudal untuk melindungi lingkungan. Dengan cara ini kami tidak cuma dapat mengapresiasi keindahannya, namun sebagai pengunjung kami terhitung turut memelihara simbiosis simbiosis.

Wisatawan sanggup melintasi jembatan bambu artistik yang berdiri di atas bendungan dan hingga di seberang kolam, di sisi lain kolam lebih luas dan banyak paviliun beratap lontar. Di segi ini Anda juga sanggup melihat bumi perkemahan dengan latar belakang tebing bebatuan Gunung Kyril yang sekilas keluar layaknya pertunjukan wayang golek.
Mitos Ekowisata Sungai Mudal
Menurut cerita rakyat setempat, terkenal dengan Puncak Keller karena tebing batu berikut merupakan daerah pertunjukan Wayang terhadap era penjaga. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda perihal tebing berbatu tersebut, Gunung Kyril menjadi energi tarik utama dari taman sungai ini.

Selain karena keunikan bentuknya yan tenar termasuk bersama dengan keberadaan tebing bebatuan di Gunung yang membuat Taman Sungai Mudal makin lama suram dan melindunginya berasal dari terik matahari. Jika untung kita juga sanggup melihat kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang sering keluar di kawasan Menoreh, turun dari tebing bebatuan untuk melacak makan.

Baru terhadap musim kemarau lebih dari satu danau dan air terjun di kawasan itu mengering. Ekowisata Sungai Mudal masih menjadi air yang bisa anda nikmati. Dan sumber airnya berasal berasal dari Tebing Keli-inilah perbatasan pada Kulon Progo di Yogyakarta dan Purworejo di Jawa Tengah.
Daya Tarik Wisata
Ketika mengagumi pemandangan yang indah dan udara pegunungan yang sejuk, secara tidak sengaja akan mengalihkan pandangan ke tangga bambu kecil di samping jembatan yang di awalnya tidak terlihat. Tangga bambu kecil ini mempunyai aku ke Air Terjun Mudal dan kolam alami lainnya di bawah.

Musim kemarau menyebabkan aliran air terjun tidak cukup cepat, supaya permukaan batuan yang kebanyakan tertutup air kini tertutup lumut. Meski arusnya sangat besar namun di air terjun ini benar-benar mengasyikkan. Sambil mengapresiasi nada hewan di gunung yang bersenandung di kejauhan dan menyebar serta nikmati hawa di pegunungan.

Sekian ulasan perihal ekowisata menawan nan sejuk di Taman Sungai Mudal yang barangkali mampu terhitung Anda kunjungi bersama dengan dengan keluarga dan sahabat. Perjalanan yang menyenangkan bisa anda tempuh dengan liburan singkat untuk menghilangkan lelah sebab kesibukan sehari-hari.
Tinggalkan Balasan