Desa Adat Ratenggaro atau Kampung Adat Ratenggaro adalah objek wisata di NTT yang bisa menyebabkan pengunjung berasa lagi ke zaman megalithikum. Hal ini sebab terhadap kala singgah wisatawan sanggup mendapati kuburan batu tua yang tersedia di kurang lebih daerah perkampungan.

Desa Adat Ratenggaro ini letaknya berdekatan bersama dengan Pantai Ratenggaro. Kamu dapat segera memandang keindahan pantai berasal dari sini.

Ratenggaro merupakan desa tradisi yang tetap memegang teguh tradisi dan rutinitas para leluhurnya. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang tetap menganut formalitas Marapu, mirip seperti Kampung lain di Kabupaten Sumba Barat Daya pada umumnya.

Bila diperhatikan dari faktor bahasanya, Ratenggaro berasal dari dua kata yakni rate yang artinya “kuburan” serta garo yang artinya “orang garo”. Kono jikalau terhadap zaman pernah orang yang mati terbunuh terhadap sementara perang antar suku akan dikuburkan di daerah tersebut.

Sementara itu, tempat tinggal rutinitas yang berada di perkampungan ini punyai bentuk yang lumayan menarik yang mana terdapat menara menjulang setinggi 15 mtr. sebagai ciri khasnya. Kemudian, atapnya terbuat dari jerami bersama dengan ketinggian berdasar status sosial pemiliknya.
Lokasi Desa Adat Ratenggaro
Lokasi wisata desa adat ini berada di sebuah kampung adat tepatnya berada di Desa Umbu Ngedo, Kec. Kodi Bangedo, Kab. Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Rute Menuju Desa Adat Ratenggaro
Rute menuju Desa Adat Ratenggaro terkecuali kamu berangkat berasal dari Jakarta, mampu memakai pesawat dan mendarat di Bandar Udara Tambolaka. Ongkos yang wajib kamu keluarkan sekitar Rp 3 juta untuk pergi-pulang.

Kemudian untuk menuju ke lokasi kamu bisa meyewa kendaraan mobil dengan kisara harga Rp. 500.000 untuk seharian. Kamu terhitung mampu mengfungsikan ojek atau naik Oto, yakni sebutan untuk angkutan umum berbentuk minibus.

Jika anda manfaatkan Oto, sesudah berhenti di Kecamatan Bondo Kodi, anda bisa lanjutkan bersama naik ojek ke Ratenggaro.
Jam Buka Desa Adat Ratenggaro

Jam operasional Desa Adat Ratenggaro buka setiap hari dan selama 24 jam non stop. Jadi anda sanggup berkunjung kapan saja kamu mau. Namun demikian, karena di sini ditinggali oleh lebih dari satu warga setempat maka sebaiknya tidak berkunjung pada malam hari. Karena kamu bakal memasuki wilayah kampung adat, maka untuk pas ini belum ada pungutan apa pun di dalam artian gratis tanpa ongkos tiket masuk.
Keunikan
Desa Adat Ratenggaro memiliki keunikan terhadap tempat tinggal adatnya yang terkenal dengan Uma Kelada. Uma Kelada mempunyai ciri khas berupa menara menjulang tinggi capai 15-20 meter. Atapnya berbahan basic jerami dan tinggi rendah berdasarkan status sosial penghuninya. Bangunannya bersifat layaknya tempat tinggal panggung yang terdiri dari 4 tingkat.

Keempat tingkatan rumah selanjutnya punyai manfaat yang berbeda-beda. Pada tingkat paling bawah bermanfaat sebagai daerah hewan ternak. Kemudian, tingkatan kedua berfaedah sebagi daerah tinggal pemilik rumahnya.

Selanjutnya untuk tingkatan ketiga berfaedah sebagai tempat untuk menaruh hasil panen. Pada bagian atas merupakan area memasak terhitung terdapat semacam kotak yang berguna sebagai daerah menyimpan benda keramat.

Dan untuk tingkatan paling akhir adalah area untuk tempatkan tanduk kerbau sebagai lambang kemuliaan. Sementara itu, seumpama anda perhatikan rumah tradisi di Desa Ratenggaro nyaris mirip seperti yang ada di Flores dan di Toraja. Persamaannya terletak terhadap ada rahang babi serta tanduk kerbau yang tergantung sebagai lambang bahwa orang yang punyai tempat tinggal berikut telah melaksanakan upacara adat.
Pantai Dekat Desa
Desa Adat Ratenggaro berada tak jauh dari sebuah pantai yang amat cantik. Pantai tersebut bernama Pantai Ratenggaro. Pantai berikut mampu bersama dengan gampang kamu akses, karena keindahan pantainya udah sanggup anda simak kala berada di Kampung Adat Ratenggaro.

Di pantai ini juga banyak makam-makam batu dan juga sebagian makam yang diberi hiasan berupa pahatan. Deburan ombaknya lumayan kencang, airnya berwarna biru bersih sungguh indah sekali.

Saat terjadi di lebih kurang pantai, pengunjung bakal memandang tidak benar satu kuburan setinggi 3 meter. Kuburan ini adalah makam Putra pendiri Desa Adat. Tak cuma itu saja, kondisi alam sekitar pantai pun tetap alami dan benar-benar bersih. Alam yang tersaji di depan mata sungguh benar-benar menakjubkan.
Tinggalkan Balasan